Rabu, 20 Februari 2008

LDK Mandiri egois !!

Protokol # 05
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Mandiri Egois !!!

“afwan akhi, kami masih mengurusi masalah internal”
“maaf , kami belum bisa menjalani pendampingan ke LDK lain, karena kami masih harus persiapan penyambutan mahasiswa”
“LDK kami masih banyak masalah, belum bisa memikirkan kampus lain, kami sedang penguatan internal”
-------------------
Atau ada kisah seperti ini
-------------------
“di sebuah kota di pulau jawa terdapat sebuah LDK dari kampus negeri yang mapan, mengadakan sekolah mentor untuk persiapan mentoring tahun depan. Kegiatan ini diikuti oleh 120 peserta yang sudah terseleksi dengan baik..... akan tetapi, 500 meter dari kampus tersebut ada sebuah LDK yang dimana pengurus inti nya tidak mendapatkan pembinaan ( mentoring ), karena tidak ada seorang pun yang mau membina disana”
“di sebuah LDK lain, yang juga terkemuka, dan juga berasal dari kampus sangat besar , LDK ini seringkali mengadakan kegiatan kelas lokal, bahkan nasional, dan tergadang beberapa agenda kaliber internasional. Sudah sangat terkenal LDK ini menjalankan agenda syiar yang sangat menakjubkan. Ta’lim dan kajian jurusan sudah seperti agenda rutin, sehingga kader bingung mau ikut yang mana, karena setiap jurusan mengadakannya..... akan tetapi ternyata di kampus-kampus sekitar ( dan berada dalam satu wilayah-sebutlah kabupaten-), LDK nya bahkan untuk mengadakan sebuah kajian rutin sangat sulit, dan sesekali mengadakan kajian, sudah ibarat sebuah kesuksesan yang sangat baik”
“di sebuah LDK lain, di Indonesia, LDK ini terkenal dengan kekuatan LDK yang mengakar, sehingga sudah ada dan kuatnya lembaga dakwah di tingkat fakultas, bahkan jurusan. LDK ini bisa dikatakan LDK yang sangat banyak dari jumlah kader.... akan tetapi tidak jauh dari LDK tersebut, banyak kampus yang bahkan untuk melegalkan LDK saja sulit”
----------------
Apakah ini realita di Indonesia.... jawabannya iya... LDK yang sudah mandiri, hanya sibuk mengurusi keadaan di kampusnya.. mentoring yang belum jalan, syiar yang belum efektif, hutang masih banyak, kader yang melemah dan masalah klise yangseakan-akan dibuat-buat.
Sahabat-sahabat semua, pertanyaan saya untuk anda semua, para penghuni LDK mandiri atau mapan?
Mau sampai kapan anda menunggu kampus anda baik ... ?
Menurut saya, hingga hari kiamat, kampus anda tidak akan baik ...
Kenapa ?
Karena kebutuhan dan kondisi ideal setiap LDK akan meningkat seiring perputaran waktu. Lima tahun yang lalu bisa saja kita mengatakan, keberhasilan LDK adalah ketika LDK ini memiliki sisitem kaderisasi terpadu. Nah, tahun ini sistem terpadu itu sudah berjalan, tapi kita belum mengatakan LDK kita sudah baik.
Kenapa ?
Karena parameter keberhasilannnya juga meningkat..
Saat ini anda bisa mengatakan bahwa standar keberhasilan LDK adalah ketika setengah mahasiswa muslim mengikuti mentoring, tahun depan anda akan mengatakan lain, lima tahun lagi anda akan mengatakan lain.
Apakah kita harus menunggu LDK kita baik baru kita membantu, melayani dan mem-back up kampus lain ? sampai kapan mereka harus menunggu ?
Sahabat kader LDK yang Allah sayangi, perlu kita pahami bahwa LDK lain yang notabenenya tetangga kita saudara kita juga butuh bantuan. Masih banyak LDK yang tidak bisa mengadakan kegiatan mentoring karena tidak ada mentor yang kompeten, masih banyak LDK yang untuk membuat buletin saja sangat sulit, karena berbagai faktor sebab, masih banyak LDK yang tidak punya dana untuk memulai usaha, masih banyak LDK yang untuk memilih ketua saja, perlu waktu lama, karena tidak ada kader yang tersedia, masih banyak LDK yang butuh perhatian dan bantuan anda semua , butuh bantuan kita semua.
Saya berbicara kepada –khususnya- semua LDK yang berasal dari kampus-yang ngakunya-besar. Kalau memang anda semua punya harga diri, buktikan itu dengan pelayanan, dengan membantu percepatan di kampus sekitar. Jangan egois dengan hanya dengan memikirkan apa yang bisa anda lakukan untuk memperbesar LDK anda.
Saya berani berkata, untuk semua ketua LDK –yang katanya sudah mandiri- kalau hanya untuk membuat LDK anda besar,lebih baik anda turun jadi ketua LDK. Bersyukurlah sedikit dengan apa yang sudah Allah kasih ke kampus dan LDK anda. Buktikan dan balas semua yang telah Allah berikan dengan punya visi , bagaimana dengan kehadiran anda sebagai sebagai pemimpin LDK bisa memajukan LDK lain , minimal yang berada di propinsi atau minimal sekali yang berada di kota tempat LDK anda berada.
Kalau kita lihat, sekarang ... LDK mana yang betul-betul peduli pada LDK lain ( kecuali PUSKOMNAS tentunya-itu juga karena tanggung jawab ) ? mana mantan-mantan koordinator PUSKOMNAS ? mana para LDK yang sudah baik itu membagikan dan menyebarkan “surga” nya ke kampus lain ?
Kalau bukan LDK mandiri yang bergerak siapa lagi ? siapa lagi yang akan peduli dan mempercepat perkembangan LDK lain ?
Ironi jika sebuah LDK bisa web yang di andalkan untuk media syiar, akan tetapi sangat banyak LDK yang menggunakan millist saja tidak bisa
Ironi jika sebuah LDK bisa membuat buku panduan mentoring, sedangkan sangat banyak LDK lain yang menggunakan konsep mentoring yang hanya copy-paste dari internet atau dari buku
Ironi jika ada sebuah LDK yang meng-semarak-kan prosesi pemilihan ketua LDK, sedangkan banyak LDK yang proses pemilihan ketua LDK tampak sepi, karena kekurangan kader
Ironi jika ada sebuah LDK yang mempunyai dana yang sangat besar di kas, bahkan punya aset yang bisa dijadikan uang, sedangkan banyak LDK yang harus mengutang untuk mengadakan sebuah kajian
Ironi jika ada sebuah LDK yang sengaja memperbanyak jumlah departemen dalam struktur organisasi karena memilki banyak kader, sedangkan banyak LDK yang sengaja mengurangi jumlah departemen dalam struktur karena kekurangan kader
Ironi jika sebuah LDK bisa mempunyai sebuah sekertariat yang sangat besar, sedangkan saudara saudara kita di sulawesi masih berjuang untuk melegalkan LDK
Ironi jika kita bisa nyaman berdakwah.sedangkan masih banyak LDK yang berdakwah dalam kegelisahan
Ironi jika kita mengeluh “saya Cuma satu-satunya kader dakwah di kelas” sedangkan saudara kita di Unpati ambon tetap semangat berdakwah dengan berkata “saya satu-satu mahasiswa muslim di kelas”
Ironi jika kita mengeluh, sedangkan mereka menanti uluran tangan kita dengan senyuman
Kalau memang kita satu tujuan, kalau memang kita satu visi, kalau memang kita bersaudara.. maka buktikanlah..
FSLDK di dirikan untuk mempercepat perkembangan LDK di Indonesia. FSLDK di dirikan bukan untuk memperbesar kampus yang sudah besar. FSLDK di dirikan untuk membuat semua LDK maju bersama, baik bersama, kuat bersama, dan bersinar bersama.

-------------
Tulisan ini ditulis untuk –khususnya- semua LDK yang sudah mandiri dan semua LDK yang akan mandiri ( supaya pas jadi mandiri sadar diri ), dan sebagai pengingat bagi saya sendiri yang juga merupakan ketua LDK mandiri.
Mohon maaf jika ada yang tersinggung, emang tujuannya untuk nyinggung, kalo yang gak merasa juga gak apa-apa.
----------
Ditulis oleh
ridwansyah yusuf achmad
Kepala LDK GAMAIS ITB
Koordinator PUSKOMDA FSLDK Bandung Raya
Direktur Pusat Pelatihan Manajemen Lembaga Dakwah Kampus
ridwansyahyusuf@gamais.itb.ac.id
yusuf_ahdian@yahoo.co.id

tulisan ini boleh diperbanyak dengan mencantunkan identitas penulis

Tidak ada komentar: