Selasa, 18 Desember 2007

Peran Mahasiswa Dalam Era Musyarokah


Kondisi Umat Islam di Indonesia


Umat Islam saat ini berada pada kondisi yang sedang terpecah-belah. Terpecah belah ini juga terjadi bukan karena sebuah sebab yang esensi, akan tetapi akibat sebuah hal yang tidak menjadi hal yang hakiki. Sebutlah permasalahan shalat ied yang selalu jadi bahan pembicaraan selama beberapa tahun ini terutama di Indonesia. Ketidaksanggupan negara timur tengah untuk membantu tetangga nya yakni palestina semakin memberi gambaran bahwa rasa persaudaraan dalam naungan aqidah ini tidak teraplikasikan dengan baik.

Perkembangan dakwah Islam di Indonesia yang kian menunjukkan grafik peningkatan dari segi visual. Maksudnya adalah secara tampilan kasat mata Islam di Indonesia mengalami banyak kemajuan. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya muslimah yang berjilbab, buku-buku Islam yang dijual dimana-mana. Kebebasan untuk berdakwah dan berbagai kemudahan lainnya. Akan tetapi sebagaiman manusia, masyarakat yang terdiri dari manusia memiliki sebuah inti yang dikenal dengan hati. Hati di sini adalah isi atau core dari masyarakat itu sendiri yang dituangkan dalam akhlaq masyarakat secara umum. Bukan hal aneh lagi melihat banyaknya kemaksiatan yang dipublikasikan secara massal, dan menjadi sebuah barang dagangan yang laku dengan mempublikasikan kemaksiatan itu sendiri.

Posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbanyak di dunia serta sebagai negara yang mempunyai sistem pemeritahan demokrasi ini memberikan sebuha tuntutan baru bagi para aktifis dakwah dalam beramal. Pencapaian posisi gerakan Islam yang diterima oleh masyarakat umum dan membangun iklim demokrasi yang kondusif menjadi sebuah kebutuhan bagi kita semua. Gerakan Islam di Indonesia berkembang pesat dan tidak ada intervensi dari negara terkait perkembangan ini kecuali gerakan yang tidak sesuai aqidah yang lurus tentunya. Sehingga pembentukan gerakan Islam yang solid dan militan merupakan hal yang sangat mungkin dijalankan di Indonesia. Sedangkan sistem demokrasi merupakan sistem yang saat ini berkembang di pemerintahan Indonesia. Memurnikan kembali makna demokrasi dengan betul-betul menjadikan rakyat terlibat dalam keputusan kenegaraan dan menghapus rezim yang tidak adil adalah sebuah tujuan jangka pendek kita. Pemerintah haruslah diingatkan dengan cara yang baik agar pemerintahan yang baik dapat berjalan di Indonesia.

Dengan adanya gerakan Islam yang terorganisir dengan baik, diharapkan bisa ikut serta dalam proses pengambilan politik kenegaraan, baik eksekutif maupun legislatif agar posisi ini diisi oleh orang-orang yang berkompeten secara kafaah Ilmiy maupun Islam. Dengan keterlibatan dalam pengambilan kebijakan ini, pemerintahan bisa dijadikan wasilah atau kendaraan untuk mengamankan dan mendorong dakwah berkembang di Indonesia. Akan tetapi proses kebijakan top down dengan menggunakan intervensi struktural tidak akan begitu saja bisa berjalan dengan baik tanpa perubahan kultural di Indonesia.
Iklim demokrasi yang baik juga akan berdampak pada artikulasi kekuatan umat. Kekuatan umat disini menjurus kepada umat Islam sebagai sebuah kesatuan dengan landasan aqidah dan dinaungi oleh seorang amirul mukminin yang adil. Kebebasan berdakwah di negara yang berdemokrasi akan sangat dihargai dan tidak ada intervensi dari pemerintah. Indonesia saat ini memang sudah mencapai tahapan dimana Intervensi pemerintah sudah minim, akan tetapi intervensi terhadap agenda dakwah seringkali terintervensi oleh warga atau masyarakat yang antipati oleh Islam.,Serta percepatan pembangunan akar dakwah, dengan pendekatan kultural dari masyarakat. Pembentukan akar dakwah yang kuat akan menjadikan masyarakat menjadikan Islam sebagai sebuah sistem dan tata nilai kehidupan, atau norma dengan istilah lain. Kekuatan ini akan menimbulkan kearifan lokal yang di masa yang akan datang akan sulit di intervensi. Setelah kekuatan intervensi struktural dan kekuatan kearifan lokal kultural masyarakt terbentuk, maka pembentukan masyarakat Islami di Indonesia menjadi sebuah keniscayaan.

Tantangan yang ada di Indonesia saat ini bagaikan sebuah momen ujian bagi gerakan islam dalam menjalankan amanah dakwahnya. Kebersatuan umat saat ini menjadi prioritas yang harus didahulukan dan masa ujian ini sebetulnya menjadi sebuah perjuangan untuk para aktifis dakwah dalam menjalankan agenda reformasi di Indonesia. Reformasi yang terjadi di semua lini kehidupan tentunya. Perubahan sistem hukum yang adil dan tidak memihak, perubahan sistem politik yang bersih dan memihak rakyat, perubahan sistem sosial yang tidak berkesenjangan dan sejahtera, perubahan sistem ekonomi yang berbasis potensi lokal,serta reformasi akhlaq dan pendidikan yang membuat para pelajar memiliki budi pekerti untuk membungkus kemampuan kelimuan yang dimilikinya.

Islam di turunkan untuk semua manusia, dan menjadi hakekat dakwah bersifat internasional, atau tidak dibatasi dengan batas administratif teritorial negara. Salah satu model gerakan Islam adalah dengan kerja sama, dengan bekerja sama kekuatan ini bisa lebih kuat serta dengan jaringan yang solid gerakan dakwah akan bisa lebih masif. Kerjasama bersifat internasional ini bisa dengan antar negara islam agar gerakan dakwah bisa lebih kongkrit, dan terdengar gaung serta terasa perubahannya secara global. Dengan kekuatan jaringan yang kuat ini diharapkan pula dapat mengurangi tekanan penguasa terhadap gerakan Islam diberbagai negara. Gerakan masif dan terstruktur dengan baik dibawah naungan aqidah ini bisa dijadikan awal mula gerakan kerjasama untuk perubahan masyarakat secara Internasional.

Musyarokah menjadi pilihan


Perkembangan pemikiran dan gerakan Islam kontemporer di Indonesia berkembang dengan pesat. Pemikiran ini banyak bermunculan seiring arus informasi semakin cepat dan mudah di akses. Fase penjajahan terhadap umat Islam selama beberapa puluh tahun dan berujung pada kejatuhan khilafah Islam pada tahun 1924, Hal ini berakibat pada kondisi sosio-psikologis kaum marginal umat muslim dan seakan-akan umat muslim ‘hidup terpisah dengan masyarakat umumnya’ . Terpisah ini terlihat di dunia nyata dimana umat muslim tertinggal dari segi pengetahuan dan teknologi. Peradaban barat saat ini menguasai hampir ¾ dunia dengan sebuah kekuatan yang dahulu pula membuat Islam bisa menguasai dunia, yakni pendidikan dan teknologi. Dunia Islam saat ini seperti hanya mengenang kejayaan masa lalu dan terkesan pragmatis dengan kemenangan-kemenangan yang sebetulnya bukan dilakukan oleh generasi Islam saat ini.

Perjuangan identik dengan permulaan gerakan bawah tanah dimana gerakan tidak tampak dan sulit di identifikasi. Perjuangan aktifis yang hidup dari penjara ke penjara atau pengasingan demi pengasingan atau pengejaran yang panjang, atau bahkan pemasungan karir dan potensi ekonomi yang dimiliki oleh individu ini. Karena gerakan yang tidak tampak di permukaan, kepercayaan publik dan daya inklusifitas aktifis ini melemah.
Pasca Konferensi Asia-Afrika yang diadakan di Bandung pada tahun 1955 banyak negara di Asia Afrika memperoleh kemerdekaan secara perjuangan militer maupun hadiah kemerdekaan dari negara penjajag. Akan tetapi, kemerdekaan suatu negeri terkadang tidak diikuti dengan kemerdekaan gerakan Islam. Kemerdekaan gerakan Islam belum bisa tampak, hal ini bisa dilihat dari mentalitas marginal para aktifi, irrasional dan mistis.

Musyarokah adalah salah satu bukti kemerdekaan gerakan Islam. Tidak defensif tapi penetratif dan ofensif. Tidak reaktif tapi pro aktif. Selalu mampu mengambil kebaikan yang tersisa dan melakukan akumulasi atasnya. Tidak dapat semua, tidak berarti membuang semua. Mampu memilih ketika dihadapkan pada pilihan yang sulit, mencari yang paling ringan keburukannya. Selalu berpikir jauh kedepan, antisipatif, mencegah kemudhorotan yang lebih besar dan sekaligus mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya.

Musyarokah memberi pembelajaran dan pembentukan sikap mental sebagai pemimpin yang mengayomi dan memerintah, khalifah yang memelihara dan memakmurkan, dan bukan semata-mata sebagai pendobrak dan pemberontak.

Terobosan-terobosan besar dalam siroh nabawiyah selalu di awali oleh adanya musyarokah dalam rangka pengumpulan kekuatan struktur dan masyarakat untuk sebuah perjuangan yang lebih luas, berat, dan kasar.

Oposisi memerlukan kecerdikan, musyarokah perlu kecerdikan yang lebih lagi. Oposisi memerlukan kesabaran, musyarokah memerlukan kesabaran di atas kesabaran. Oposisi memerlukan orasi, musyarokah memerlukan bukan hanya orasi, tetapi juga kemampuan diplomasi. Oposisi frontal, musyarokah persuasif dan penuh siasat. Oposisi bersiasat dari luar, musyarokah bersiasat dari luar dan dari dalam. Ujian dalam beroposisi nampak jelas dan keras, ujian dalam bermusyarokah samar dan halus, tetapi dapat menghabisi akar gerakan. Oposisi frontal, musyarokah persuasif.

Peran Gerakan Mahasiswa dalam Masa Musyarokah

Pertama, Mahasiswa sebagai guardian of value menjadi pioner gerakan moral. Dimana mahasiswa sebagai kelompok penekan kebudayaan yang negatif. Perubahan ini diharapkan bisa mendorong dari dalam mahasiswa itu sendiri sehingga masyarakat madani bisa terbentuk secara kultural.
Kedua, Gerakan mahasiswa yang didalamnya terdapat organisasi kemahasiswaan memilki peran strategis dalam pembentukan karakter pemimpin, dengan menjadikan organisasi mahasiswa sebagai tempat berekspresi dan berkreasi,serta pelopor bagi generasi dan zamannya.
Ketiga, Mahasiswa berada di antara rakyat dan pemerintah. Mahasiswa mempunyai peran dalam menyambungkan aspirasi rakyat kepada pemegang kebijakan, yakni pemerintah. Gerakan mahasiswa adalah mata masyarakat, lidah masyarakat dan tangan masyarakat. Perlu disadari bersama bahwa mahasiswa adalah perwakilan masyarakat yang paling idealis dan murni. Gerakan mahasiswa saat ini banyak mendapat apresiasi baik dari masyarakat.
Keempat, mahasiswa sebagai da’i sudah sejatinya menjadi kumpulan orang-orang yang paling peka terhadap kondisi sekitar. Perubahan masyarakat yang kian berkembang dan banyak pengaruh luar yang membuat tata nilai maupun norma yang ada semakin tidak dijaga membuat Islam hanya sebagai hiasan dalam kartu penduduk saja. Hal ini membuat para aktifis dakwah yang bergabung dalam gerakan dakwah tampak inklusif, dan menimbulkan kesan gerakan islam terpisah dari umat islam itu sendiri. Gerakan mahasiswa tidak boleh seperti itu, gerakan islam mahasiswa harus menyatu dengan umat. Jika, keadaan seperti ini terindikasi,maka mahasiswa harus bisa memberi peringatan dini, agar para orang yang tergabung dalam gerakan ini bisa menyatu dan bergabung lagi bersama umat.
Kelima, Sinergi dalam harmoni. Musyarokah bukan berarti seragam, tetapi berperan dengan benar dalam posisi masing-masing, syarat terpenting adalah komunikasi dan koordinasi yang intensif dan rutin. Pemaknaan kembali esensi musyarokah, bukanlah bekerja sama-sama, akan tetapi sama-sama bekerja sesuai dengan kompetensi dan posisi masing-masing dalam mencapai sebuah tujuan bersama.
Keenam, Salah satu keutamaan gerakan mahasiswa adalah Independensi dari gerakan itu sendiri. Gerakan mahasiswa yang murni ini tidak memihak kecuali pada rakyat. Gerakan mahasiswa secara legal formal adalah independen dan berperan strategis sebagai penjaga moral di masyarakat. Nilai-nilai independen ini perlu dijaga dari gerakan mahasiswa, terjaga dari segala kemungkinan yang terjadi, seperti berafliasi terhadap pihak tertentu, praktek politik uang atau menjadi underbow pihak tertentu yang mempunyai tujuan untuk merusak kemurnian gerakan mahasiswa itu sendiri.
Ketujuh, Mahasiswa adalah sekelompok kecil masyarakat yang bisa merasakan pendidikan tinggi. Mahasiswa dididik dengan berbagai disiplin ilmu, dan kepahaman mahasiswa terhadap ilmu yang didapati di bangku kuliah menajdi sebuah potensi tersendiri dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Berpikir solutif akan segala permasalahan yang ada. Solutif disini dimaksudkan agar mahasiswa tidak hanya menjadi juru bicara penderitaan rakyat, akan tetapi mahasisa menjadi solution maker dengan mengandalkan kompetensi yang dimiliki.
Kedelapan,Demokrasi bisa berjalan baik dengan rakyat yang kritis. Keberanian untuk menyampaikan kritik hanya dimiliki oleh orang yang tidak mempunyai beban terhadap pihak manapun, atau sering disebut independen. Mahasiswa adalah kelompok orang yang independen dan tidak apriori terhadap kekuasaan. Selain itu mahasiswa juga harus punya sikap atas segala isu yang ada akan tetapi tetap harus siap pula mendialogkan dan mempertanggung jawabkannya.
Kesembilan, Berpikir ilmiah, mahasiswa mempunyai tugas utama yakni belajar, perlu dicermati bersama bahwa mahasiswa ini harus terbiasa dengan pola pikir dan cara pandang yang ilmiah. Berbasiskan data dan fakta yang ada di lapangan. Dengan mempunyai cara pandang ilmiah, mahasiswa bisa lebih cerdas dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan.
Kesepuluh, Salah satu karakter pemuda adalah dinamis, mahasiswa memilki kesempatan untuk berhubungan dengan berbagai pihak dalam mengembangkan basis pergerakannya. Mahasiswa dan gerakan tidak boleh pragmatis melihat keadaan. Dengan musyarokah, kedinamisan gerakan mahasiswa bisa terjaga, karena wawasan akan senantiasa bertambah seiring semakin banyak manuver gerakan yang dilakukan.

Tidak ada komentar: