Kamis, 23 Agustus 2007

in harmonia progessio

in harmonia progessio
Perubahan yang terus menerus merupakan sebuah karakter dalam dakwah. Am Hayawi atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai dinamis. Dinamisasi dalam dakwah memberikan sebuah kekuatan lebih bagi para kader. Dinamisasi ke arah yang lebih baik serta perubahan-perbaikan yang tiada henti ini juga dapat mencerminkan daya kreasi serta inovasi kader dakwah.
GAMAIS ITB bisa bertahan dan dapat terus berkarya karena jiwa-jiwa kader nya yang tiada henti ber-inovasi. Akan tetapi, daya dinamisasi ini tak boleh berhenti pada tahapan mengkonsep atau berwacana saja. Seorang aktifis dakwah juga perlu jiwa eksekutor yang kuat, dimana beliau dapat menterjemahkan tataran wacana menjadi sebuah amal nyata.
Dakwah tidak mengenal henti, dan waktu terus berjalan, serta keadaan umat yang semakin jauh dari fitrahnya. Hanya inovasi yang terus menerus dan diaplikasikan secara real di lapanganlah yang bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Gamais on your screen, sebuah produk dakwah yang memanfaatkan layanan sms gratis matriks-centro, merupakan pembicaraan 3 orang di sebuah tempat makan ketika sedang berdiskusi tentang metode dakwah yang bisa menyentuh semua kalangan tanpa mengenal batas waktu dan tempat.
Software sms gratis via internet yang sekarang digunakan oleh GAMAIS ITB adalah hasil karya seorang ikhwan yang jenuh jika sms dengan matriks-centro, hanya bisa 10 orang untuk sekali kirim, bermula dari sebuah masalah, beliau iseng-iseng membuat software yang kini bisa menjadi senjata ampuh bagi dakwah GAMAIS ITB
Beberapa ikhwan GAMAIS yang sedang duduk-duduk di sebuah mushola di Jatinangor, sedang membicarakan mekanisme pemberangkatan kami ke FS NAS UNILA. Tanpa sadar kami mendapatkan metode penggalangan dana dengan pelayanan bus mudik bagi mahasiswa yang ingin pulang kampung di bulan Ramadhan.
Sebuah ta’lim bertema tentang nikah di kampus tercetus di tengah malam hari, ketika beberapa kader sedang mabit di kost salah seorang dari mereka. Ide mereka tersebut langsung di eksekusi 2 hari kemudian, dengan modal kekuatan untuk berdakwah, ta’lim tersebut mampu menarik banyak massa, sekitar 100 orang hadir disana.
Konsep revolusi dakwah kampus ITB serta re-strukturisasi organisasi GAMAIS yang saat ini sedang di perjuangankan oleh kepengurusan saya tentang pendirian lembaga dakwah di tingkat fakultas, merupakan pembicaraan belasan ikhwan di sebuah malam dalam daurah yang di adakan oleh GAMAIS. Sebuah perbincangan yang dulu hanya mampu kami hayalkan, ternyata sudah hampir mendekati kenyataan saat ini. ( saat ini dari 11 fakultas, 9 diantaranya sudah memilki Lembaga Dakwah Fakultas )
Try out SPMB yang diadakan pada tahun 2006 lalu oleh GAMAIS bermula dari sebuah masalah terkait kekompakkan sebuah angkatan muda di GAMAIS. Pada awalnya kegiatan ini diperuntukkan sebagai wadah latihan beramal biasa, waktu berjalan dan akhirnya, pembicaraan manusia-manusia bodoh ini menjadi sebuah kenyataan yang jauh lebih menghebohkan ketimbang pembahasan awal.
Kampanye ke kampus dan pemilihan ( voting ) calon kepala GAMAIS oleh massa kampus yang dimulai sejak angkatan saya juga merupakan sebuah solusi yang diciptakan dalam sebuah rapat. Bermula lagi dari sebuah masalah tentang GAMAIS yang kurang inkulsif, maka terciptalah sebuah konsep kampanye yang tidak kalah meriah ketimbang pemilu Presiden Keluarga Mahasiswa ( KM ) ITB.
Paket wisata Syahrut tarbiyah GAMAIS akhirnya dinobatkan sebagai tracking outbound paling berkesan bagi angkatan muda tahun 2006. Berkesannya tracking outbound ini berawal dari sebuah keadaan yang tidak sesuai rencana. Saat sedang survei, ternyata hujan lebat, sehingga survei saya batalkan, dan ketika hari-H agenda paket wisata kami baru mencari jalannya. Sungguh berkesan karena kami sempat tersesat dan kehilangan arah, serta melewati sebuah jalan yang tidak pada umunnya. Tetapi pada akhirnya muka-muka bahagia tampak pada peserta yang merasa puas dan bahagia akan rintangan yang telah mereka lewati.
Salah seorang kepala departemen di GAMAIS ITB punya hobi wawancara seseorang. Mungkin beliau punya cita-cita ingin jadi broadcaster. Dengan bermodal sebuah MP3 sebagai alat perekam, beliau saat ini menjadi sosok reporter GAMAIS yang selalu mewawancarai orang-orang pada event-event yang ada di GAMAIS. Hasil-hasil rekaman tersebut di simpan dalam bentuk file winamp yang menjadi dokumentasi penting bagi GAMAIS,karena seakan-akan GAMAIS mempunyai sebuah reporter khusus. Berawal dari sebuah hobi akhirnya menjadi sebuah karya nyata.
Pembuatan buku SPMN edisi revisi serta buku yang sedang anda baca ini juga berawal dari pembicaraan santai beberapa ikhwan di kereta api, ketika berdiskusi bagaimana agar GAMAIS bisa berkontribusi untuk LDK lain.
Jika kawan-kawan perhatikan, bahwa ide-ide inovasi yang terus menerus kami lakukan berawal dari sebuah masalah, dan berasal dari diskusi kader di waktu dan tempat yang informal, serta tak terduga arah pembicaraannya. GAMAIS ITB juga sedang memulai sebuah budaya saling berdiskusi, saling mengemukakan pendapat, saling mau memaparkan ide yang ada. Kami punya keyakinan bahwa budaya inilah yang membuat kami bisa terus berkreasi. Kami juga sadar bahwa ide-ide dahsyat yang diciptakan, bukan dihasilkan di rapat, tapi di tempat-tempat yang tak pernah di duga.
Suatu ketika saya dan kepala departemen multimedia sedang makan di sebuah kantin, dan kami berdiskusi apa yang bisa kami lakukan terkait teknologi dakwah, saat itu saya melihat jam dinding, dan mempunyai sebuah ide untuk membuat jam dinding yang tidak biasa, yakni countdown menuju waktu solat selanjutnya, dan dapat berfungsi pula sebagai alarm waktu solat.
Apa yang membuat kami seperti ini... ? rasa memiliki yang besar terhadap GAMAIS lah yang membuat ide-ide ini mengalir, GAMAIS adalah sebuah perusahaan dan saya adalah seorang general manager yang harus membuat roda perusahaan berjalan dengan cepat dan menghasilkan benefit yang banyak pula. Rasa kepemilikkan inilah yang menjadikan kami mau melakukan banyak hal untuk organisasi ini.
Selanjutnya, kami selalu terbiasa dengan jiwa lapangan, tipikal eksekutor yang mendominasi BPH GAMAIS tahun ini juga menjadikan tatanan wacana kami mudah diaplikasikan di lapangan. Pembentukan jiwa kader di lapangan langsung memberikan sense yang kuat untuk melakukan banyak hal.
Menyertai jiwa dalam setiap aktifitas, saya punya keyakinan, bahwa keikutsertaan jiwa ini merupakan injeksi ruhiyah yang kuat. Melakukan segala sesuatu dengan pemahaman dan keyakinan bisa membuat kader ALL OUT dalam menjalani amanah yang ada. Sebuah pemahaman bahwa kader bukanlah sekedar pasukan yang menjalankan perintah atasan, tapi lebih dari pada itu, meyakinkan bahwa semua kader adalah panglima perang yang punya hak untuk melakukan manuver dakwah yang positif dalam sebuah wajiah dakwah.
Pemimpin merupakan agitator bagi semua pasukannya. Seorang pemimpin haruslah menjadi sumber inovasi dan semangat. Seorang pemimpin yang bisa menjadi pengumpan inovasi yang lebih dahsyat dengan cara selalu memaparkan visi yang ada di benak pemimpin secara rutin ke kader, sehingga kader pun bisa merasakan ruh pemimpin tersebut, dan dia merasa bagian dari pemimpin tersebut, hal ini akan berdampak pada etos kreasi yang baik bagi kader. Karena mereka sudah terbiasa dan mengetahui cara pandang seorang pemimpin, dan mereka menterjemahkan dalam lingkup bidang yang menjadi bidang masing-masing.
Berpikir megaloman. Salah seorang dosen pernah mengatakan, seorang mahasiwa seharusnya pada tingkat satu berpikir lingkup kampus, tingkat dua berpikir lingkung kota, pada tingkat tiga harus sudah bisa berpikir tentang Indonesia dan pada tingkat akhir sudah memikirkan dunia. Berpikir dan berjiwa besar, sebuah buku yang menjadi sumber inspirasi saya, dan saya rasa 2 hal ini haruslah dimiliki oleh setiap kader dakwah. Janganlah mengkerdilkan kapasitas diri ini, karena sesungguhnya mengoptimalkan segala yang ada pada diri ini merupakan sebuah cara bersyukur yang sangat bijak.
Komunikasikan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Kadang kala ide-ide segar tidak jadi dieksekusi dikarenakan sang penemu tidak bisa membahasakan ide nya dengan bijak, sehingga timbul penolakkan dan hal ini bisa mengkerdilkan kapasitas seseorang. Kita juga harus mampu menjelaskan dengan baik apa maksud serta keunggulan ide yang telah diciptakan serta apa manfaatnya untuk kemajuan dakwah. Proses ini menjadi penting karena memang kebanyak ide-ide segar hanya menjadi wacana karena faktor komunikasi.
In harmonia progressio, sebuah pembelajaran yang terus menerus, sebuah perubahan yang terus menerus, sebuah inovasi yang tiada henti, sebuah karakter dakwah yang harus melekat pada para kader dakwah.

Tidak ada komentar: