Kamis, 30 Agustus 2007

Embargo Membuat Iran Mandiri

Di sudut-sudut kota di Iran, taman kota dipenuhi anak muda dan pasangan suami istri yang membawa serta anak-anak mereka. Tikar digelar. Makanan yang dibawa dari rumah dihidangkan di atas selembar kain katun. Yogurt (susu asam yang diberi rempah dan dedaunan), kebab, buah yang dikeringkan, dan selembar roti tipis beserta keju dan aneka butter menjadi santapan yang dinikmati bersama di bawah rerimbunan pohon di musim panas. Di situ kadang tersembul sepeda mungil beroda tiga milik anak-anak yang dibawa keluarganya beristirahat di taman kota.
Menjelang jam kerja dan sepulang kantor, trotoar yang lebarnya lebih dari empat meter juga menjadi saksi bisu sibuknya pekerja kantor menuju dan kembali ke rumah. Perempuan bertunik dilengkapi kerudung mungil menghias kepala, lelaki dengan kemeja rapi berjajar menunggu bus kota atau bersama-sama mencegat taksi. Banyak juga yang memilih mengemudikan sendiri mobilnya. Pasar tampak dipenuhi penduduk local. Sayur dan buah tropis seperti peach, plum, blueberry, tin, zaitu, cherry, dan buah-buah lain yang di Indonesia terasa mewah dengan amat mudah berpindah tangan ke pembeli. Begitu juga dengan kain-kain katun.
Dari Malaysia, pesawat Iran Air yang membawa rombongan pengelola travel asal Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam pun amat penuh. Rombongan keluarga beserta balita dan anak-anak mereka memenuhi pesawat. Para penduduk Iran itu baru saja kembali dari liburan mereka di Kuala Lumpur, Australia, dan Singapura.
Tak tampak bahwa di negeri ini adalah negeri yang secara ekonomi dan politik diembargo oleh Amerika dan sekutunya. Tak terlihat orang miskin mengemis di pinggir jalan karena harga gandum amat murah. Rumah pun tampak sama saja dari kejauhan yakni terbuat dari bata ekspose berwarna gading. Yang membedakannya mungkin ukurannya saja.
“Terima kasih kepada Amerika dan Presiden Bush. Embargo membuat kami mandiri,” kata Sayyed Hajihadi (Hadi), seorang tour leader yang mendampingi rombongan pengelola travel asal Asia Tenggara.
Maka berceritalah Hadi tentang kemandirian negaranya. Karena embargo, mereka kini bisa memproduksi mobil dan mesin pabrik. “Kami sudah mengekspor mesin pabrik ke Timur Tengah,” kata pria yang pernah membela negaranya dalam perng Iran-Irak itu. Mereka cukup bangga dengan produknya. Karena itu, dimana-mana tampak mobil dan televisi buatan lokal.
Di bawah kepemimpinan Presiden Ahmadinejad, industry baja maju pesat. Hasilnya tak saja digunakan untuk pembangunan dalam negeri tapi juga diekspor ke Timur Tengah. Di Teheran, memang tampak jelas pembangunan fisik yang amat gencar. Jalan bawah tanah dan tower komunikasi yang menyerupai KL tower sedang dibangun dengan dana sendiri. Pada bagian depan, tampak deretan angka. “Itu menunjukkan sisa waktu pembangunan jembatan. Iran juga sedang mendesain pesawat sendiri,” kata Ali Vaghefi, managing director Iran Doostan Tours.
Hadi mengakui masyarakat di kota besar bukan pemilih Ahmadinejad. Tapi, seiring waktu, mereka mengakui presiden sederhana itu adalah pilihan yang benar. Di bawah Ahmadinejad, industry manufaktur maju pesat. Ahmadinejad juga menunjukkan dirinya sebagai pemimpin low profile yang hidup apa adanya. Rumahnya masih pemberian orang tua dan setiap hari membawa makan sendiri ke kantor. Dia sudah bekerja untuk menerima para tamu sebelum pukul 8 pagi.
Dia menantang para menteri dan pemimpin perusahaan. Bekerja baik atau mundur saja jika tak mampu menjalankan tugas. Saat tantangan itu diucapkan, kata Hadi, presiden menunjukkan slip gajinya yang jauh di bawah pimpinan perusahaan. Karena itu, rakyat merasa aman di bawah kepemimpinan Ahmadinejad.
Pun, terakhir ini Iran didera isu nuklir yang mengakibatkan Negara itu juga mendapat sanksi dari PBB melalui ide AS. “Nuklir itu urusan pemerintah,” kata Mehdi, warga Iran di Esfahan.
Dia percaya pemerintah akan melindungi negaranya. Lagi pula, kata dia, reactor nuklir dibuat untuk pembangkit listrik. Dia percaya semua sudah dengan riset dan para ulama pun mendukung pemerintah bahwa nuklir Iran adalah untuk kebutuhan energy listrik. Karena itu kehidupandi Istahan, Teheran, dan kota lainnya tetap berjalan normal. Orang tetap bepergian ke luar negeri, beristirahat di taman kota, dan menjalankan bisnisnya baik ke Timur Tengah hingga ke Eropa.
Di atas pesawat Iran Air, baik film, musik, mapun cerita komedi adalah produksi local. Di sudut-sudut kota banyak tersedia toko yang khusus menjual VCD film dan music lokal. Mereka bersyukur embargo tak membuat mereka menjadi kepanjangan tangan produk AS. “Mungkin hanya di Negara kami tak ada KFC, McDonald, ataupun kartu kredit,” tutur Hadi. Yang terakhir ini, menurut dia, telah menyengsarakan rakyat di Negara maju dengan utang bertumpuk.
Ali Vaghefi, pemimpin Iran Doostan Tours yang mengundang pengelola travel dari Asia menyatakan negaranya juga aman bagi pengunjung. “Di sini perempuan bisa berjalan enak tanpa takut mendapat perlakuan kriminal sekalipun malam hari,” tutur dia. Iran, menurut Ali Vaghefi, menawarkan keindahan alam dan kedamaian. Buktinya, baik pemeluk Yahudi, Kristen, maupun Muslim bisa hidup berdampingan. Karena itu pula, dia amat yakin bisa mengundang wisatawan dari Asia Tenggara.

four power to success

dari milis tetangga

Dalam buku Mindset Sukses bab mengenai Melipatgandakan Network, ada empat titik pertalian kekuatan dunia:
Kekuatan kasih
Kekuatan media (termasuk teknologi)
Kekuatan ekonomi
Kekuatan politik (termasuk hukum)

Keempat titik tersebut berdiri sendiri, namun tentu saja apabila terjadi merger akan membawa efek yang sangat besar, bahkan amat mungkin sangat dahsyat. Mayoritas para tokoh dunia mempunyai beberapa titik yang saling tumpang tindih alias overlapping.
Jika diterapkan oleh setiap individu, keempat titik tersebut bisa dijadikan semacam acuan mengenai titik di mana kita berdiri di dunia (juga mungkin akan membawa efek di "dunia masa depan" nantinya). Bagi saya pribadi, kekuatan kasih merupakan kekuatan paling besar, paling tulus, dan paling membawa akibat jangka panjang.
Dengan kasih, ada saling pengertian, saling keterbukaan, dan saling mendengarkan. Komunikasi terjadi tanpa perlu menggunakan kekerasan. Mohandas Gandhi dan Martin Luther King, Jr merupakan dua tokoh yang menggunakan metode ini berhasil mengubah dunia menjadi lebih baik.
Kasih merupakan kekuatan (power) horisontal yang jauh lebih kuat daripada kekuatan (power) vertikal yang lebih mengutamakan kekuasaan politis tipikal (ala Machiavellian). Dengan menggunakan kasih sebagai inti (core) dari segala kegiatan dan perbuatan kita, tiga hal lainnya (media, ekonomi, dan politik) akan berputar di dalam orbitnya dan bisa saling melengkapi.
Lantas, mengapa media diperhitungkan? Di era digital ini, komunikasi terjadi dengan efisien dengan menggunakan teknologi media, media apa pun itu. Mulai dari radio, TV, Internet, telpon selular, sampai dengan komunikasi satelit. Sebaik apa pun tindakan kita, jika tidak ada media yang menyampaikannya, hampir tidak ada artinya. (Sekali lagi, blog ini bukan blog religius yang mengajarkan "memberi tanpa perlu diketahui siapa pun.")
Tidak ada salahnya memberi dengan diketahui oleh orang lain, sepanjang tujuannya baik.
Banyak sekali contoh para milyarder dunia yang memberikan sebagian cukup besar dari harta mereka untuk kemanusiaan, seperti Warren Buffet dan Oprah Winfrey. Saya yakin tujuan mereka bukanlah sekedar narsis, namun untuk membantu menginspirasi orang lain. Dengan bantuan media modern, gaung perbuatan baik seseorang bisa dengan cepat menular kepada orang lain.
Satu lilin bisa menyundut ribuan bahkan jutaan lilin lainnya dengan secepat kilat.
Titik ekonomi merupakan titik penting dalam percaturan ini karena kekuatan finansial merupakan darah peradaban modern. Untuk memberi makan seorang pengemis pun memerlukan uang, bukan? Tidak ada yang gratis di dunia ini, namun ini bukan berarti justifikasi untuk menjadi kemaruk alias serakah alias greedy.
Jangan jadikan uang sebagai alasan "daripada mencopet, lebih baik saya berbuat ini dan itu." Jauhkan itu. Juga jauhkan "mendingan korupsi daripada terhina jadi penjual bakmi." Tidakkah kita punya harga diri untuk tidak berbuat menjadi pengecut? Saya sendiri sangat bangga karena pernah hidup sebagai pekerja kasar (dari mengepel lantai sampai membersihkan tinja binatang piaraan), yang saya lakukan karena harga diri daripada menjadi sekedar peminta-minta mau pun pengambil (alias koruptor).
Buatlah satu batas alias limit tingkat finansial yang menjadi target Anda. Hitunglah dengan cermat segala macam pengeluaran yang diperlukan untuk hidup "layak" versi Anda, termasuk biaya-biaya tidak terduga, seperti biaya berobat di rumah sakit, apabila terjadi keadaan darurat. Jadikan ini goal dalam beberapa tahun di muka. Tentukan exit strategy, yaitu bagaimana mencapai target tersebut dalam jangka waktu tertentu, sehingga Anda bisa exit dari dunia "persilatan uber setoran."
Setelah tercapai, hiduplah sesuai dengan kebutuhan. Pilihlah untuk hidup sederhana . Impian saya adalah tinggal di kabin mungil di tepi pantai dengan pasir putih sebagai halaman belakang. Jelas adalah suatu visualisasi belaka pada saat ini, namun tidak tertutup kemungkinan untuk bisa terwujud. Soal "terwujudnya impian dan doa-doa," be careful what you wish for because most likely you'll get it. Semua impian dan doa akan tercapai tanpa kecuali, intinya adalah ask (memohon) dan believe (percaya).
Memilih untuk hidup sederhana adalah yang terbaik. Dan yang dimaksud dengan "sederhana" adalah hidup sesuai dengan kebutuhan. Bagi saya pribadi, saat ini saya sedang menuju ke arah simplifikasi gaya hidup namun mengutamakan kualitas untuk kepentingan kesehatan dan keamanan. Saat ini saya bersama suami tinggal di rumah yang cukup besar untuk ukuran San Francisco Bay Area, lengkap dengan taman di sekeliling rumah, kolam ikan, dan bunga-bunga mawar serta pohon jeruk, alpokat, anggur, dan pir.
Suatu saat nanti, semua ini akan disimplifikasi demi kebebasan bergerak dan memenuhi panggilan hidup sederhana di kabin mungil di tepi pantai. Saya masih menunggu saat bersejarah itu, karena tidak semua orang mempunyai panggilan hidup yang sama, sehingga seringkali proses tunggu-menunggu mesti dijalankan dengan sadar.
Titik kekuatan terakhir adalah kekuatan politik, yang seringkali disalahartikan dengan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Setiap orang, baik secara aktif maupun pasif adalah pelaku politik, juga secara makro mau pun mikro. Jadi, sangatlah lucu apabila ada orang yang berkata, "saya tidak mau berpolitik." Aneh sekali, karena paling tidak seorang warga negara apa pun mempunyai hak pilih (voting right), yang merupakan perbuatan politik aktif yang paling dasar.
(Note: Kadang-kadang istilah "politik" disalahartikan juga dengan "berstrategi. " Bagi saya dua-duanya tidak ada konotasi negatif. Semuanya netral karena semua hal berpotensi untuk menjadi hal yang baik maupun hal yang buruk.)
Keberanian bersuara, apa pun bentuknya, merupakan salah satu karunia dasar manusia yang sudah dimiliki sejak masa kanak-kanak. Dijalankan dengan kesadaran penuh, keberanian bersuara ini bisa mengubah nasib diri sendiri, keluarga, dan suatu komunitas. Keberanian bersuara dalam bentuk tertulis lebih baik baik lagi karena efeknya bisa semi permanen bahkan permanen sebagai legacy kita sebagai manusia.
Tulisan apa pun merupakan warisan kita kepada dunia. Dan ini merupakan salah satu bentuk keikutsertaan politik yang relatif "aman" karena tulisan barulah bermakna apabila dibaca dan diperhatikan oleh orang yang tepat , di waktu yang tepat, dan di tempat yang tepat.
Kombinasi alias merger ke-empat kekuatan ini (kasih, media, ekonomi, dan politik) berpotensi untuk menghasilkan produk yang luar biasa dahsyat. Jalankan ini dengan sadar dan selamat "menaklukkan dunia" di mana pun "dunia" Anda berada.
I steer the world into my direction.I create my inner world as it is.The external world will follow.~ Jennie S. Bev

martabat sebuah bangsa

sebuah bangsa di ciptakan oleh tuhan supaya bisa mengelola bumi ini dengan baik
islam saat ini bisa berjaya dikarenakan adanya harga diri dari muhammad dan para sahabat
amerika saat ini bisa menguasai perekonomian dunia karena ambisi dan kebanggaan sebagai sebuah ahli teknologi

sedangkan indonesia ?? TKI kita di siksa di saudi, pemerintahnya hanya ngasi surat doank..
wasit digebukin di malaysia, SBY cuma bilang kecewa

freeport di jajah sampai 2070 dengan pemasukan hanya 9,6 persen tuk indonesia, kita hanya bisa menatap nasib ??

apa sih yang salah dari bangsa in, bangsa yang dikaruniakan banyak nikmat dan berlimpah kekayaan alam, bahkan jepang saja mau bertukar tempat tinggal dengan indonesia tanpa membawa 1 peser pun kekayaan mereka..

ada apa dengan indonesia ?

teringat ahmadinejad, yang dengan embargo ekonomi membuat negara nya menjadi mandiri,
teringat morales dengan nasionalisasi migas dia bisa menjadikan bolivia negara yang gratis sekolah
teringat argentina yang berani menolak membayar utang
teringat korea utara yang berani melawan amerika dan tdk mengizinkan produk asing masuk ke dalam negeri...

teringat nelson mandela yang berjuang mempertahankan kaum nya ...

orang2 seperti mereka bukan tidak ada di indonesia ??? pasti ada ,,, dan harus ada !!!

bangsa ini butuh harga diri ... bangsa ini harus bermartabat... bangsa ini harus berubah dengan kebanggaan sebagai bangsa indonesia

jangan coba2 bilang saya orang indonesia jika hati mu tak bergetar mendengar kata MERDEKA !!!

Rabu, 29 Agustus 2007

penderita leukimia di indonesia

leukimia bukanlah penyakit yang tak bisa disembuhkan, akan tetapi leukimia adalah penyakit yang butuh waktu untuk penyembuhan, dan biaya yang mahal... banyak anak anak indonesia yang kini tak bisa disembuhkan...

apakah kta hanya diam melihat kematian ?

leukimia

Acute lymphocytic leukemia (ALL) is a type of blood cancer. Other names for ALL are acute lymphoblastic leukemia and acute lymphoid leukemia.
About 5,200 people in the United States are expected to be diagnosed with ALL in 2007. It is the most common type of leukemia in children under age 15. The risk of getting ALL increases in people ages 45 and older. However, people can get ALL at any age.
Most children with ALL are cured of their disease after treatment.
Causes and Risk Factors
ALL starts with a change to a single cell in the bone marrow. Scientists are studying the exact genetic changes that cause a normal cell to become an ALL cell.
Few factors have been associated with an increased risk of developing ALL. Exposure to high doses of radiation therapy used to treat other types of cancer is one known risk factor. Other possible risk factors are continually under study. ALL is not contagious (catching). ALL occurs at different rates in different geographic locations. There are higher rates in more developed countries and in higher socioeconomic groups. Scientists continue to explore possible relationships with life-style or environmental factors but no firm conclusions have yet been reached. This suggests that many factors may be involved. At the present time there is no known way to prevent the disease.
Return to top
Signs and Symptoms
Some signs or symptoms of ALL are similar to other more common and less severe illnesses. Specific blood tests and bone marrow tests are needed to make a diagnosis. A person with ALL may have:
Aches in arms, legs, back
Black-and-blue marks for no apparent reason
Enlarged lymph nodes
Fever without obvious cause
Headaches
Pale-looking skin
Pinhead-size red spots under the skin
Prolonged bleeding from minor cuts
Shortness of breath during physical activity
Tiredness
Vomiting.
The best advice for any person troubled by symptoms such as a lasting, low-grade fever, unexplained weight loss, tiredness or shortness of breath is to see a healthcare provider.
Return to top
Diagnosis
Blood and bone marrow tests are done to look for leukemia cells. A CBC (complete blood count) is used to help diagnose ALL. A bone marrow aspirate and a bone marrow biopsy are two of the tests that are done. An aspirate is done to take a close look at the cells in the marrow in order to look for abnormal cells such as leukemic blast cells. It can also be used for cytogenetic analysis, immunophenotyping and other tests. The biopsy gives information about how much disease is in the marrow. Immunophenotyping is used to find out if the patient's leukemia cells are B cells or T cells. Most people with ALL have the B-cell type. Most cases of the B-cell type are called precursor B-cell type.
The doctor uses information from these tests to decide the type of drug therapy a patient needs and how long treatment will last. Bone marrow tests are also done to see if treatment is destroying leukemic blast cells.
To decide the best treatment for the patient, the doctor may also consider:
The patient's age
The number of ALL cells in the blood
If the ALL has spread to the covering of the brain or spinal cord
If there are certain chromosomal changes.
Return to top
Treatment
Patients with ALL need to start chemotherapy right away. It is important to get medical care in a center where doctors are experienced in treating patients with ALL.
The goal of treatment for ALL is to cure the disease. Children with ALL are likely to be cured of their disease. The number of adult patients who have remissions has increased. The length of remissions in adults has improved.
There are two parts of treatment for ALL, called induction therapy and post-induction therapy. The aim of induction therapy is to:
Kill as many ALL cells as possible
Get blood counts back to normal
And to get rid of all signs of the disease for an extended period of time.
This is called a remission.
Some drugs used to treat ALL are given by mouth. Other drugs are given by placing a catheter in a vein - usually in the patient's upper chest. During induction therapy most patients are treated with more than one drug and they may be given several drugs in combination. Each drug type works in a different way to kill the cells. Combining drug types can strengthen the effects of the drugs. Some of the drugs used to treat ALL are clofarabine, cytarabine, daunorubicin, methotrexate, mitoxantrone, cyclophosphamide, vincristine, pegaspargase, imatinib mesylate, prednisone and dexamethasone.
Patients with ALL often have leukemic cells in the lining of the spinal cord and brain. The procedure used to check the spinal fluid for leukemic cells is called a spinal tap. The cells cannot always be found in an exam of the spinal fluid.
To prevent leukemia in the central nervous system (CNS leukemia), all patients who are in remission have the lining of the spinal cord and brain treated. In some cases, treatment is needed for ALL that has already affected the lining of the spinal cord and brain (CNS leukemia) and is causing problems such as headache, nausea and vomiting, and blurred vision. Parts of the body that aren't easily reached with chemotherapy given by mouth or IV - such as the lining of the spinal cord and brain - are treated by injection into the spinal fluid. Drugs such as methotrexate or cytarabine are injected into the spinal fluid either to prevent or treat CNS leukemia.
When the treatment is for CNS leukemia, a spinal tap is done. Then spinal fluid is removed and chemotherapy is injected into the spinal canal.
Radiation therapy may be given to the spine or brain. Spinal taps are done from time to time to check if leukemic cells are being killed and to give more doses of chemotherapy. Sometimes both chemotherapy and radiation therapy are used.
Many ALL patients build up uric acid in their blood from their disease. Uric acid is a chemical made in the body. The use of chemotherapy also increases the uric acid. A high level of uric acid can cause kidney stones. Patients with high uric acid levels may be given a drug called allopurinol (Aloprim®, Zyloprim®) by mouth or IV. Another drug used to treat high uric acid levels is called rasburicase (Elitek®).
Post-Induction Therapy More treatment is needed even after a patient with ALL is in remission. This is called post-induction therapy. It is given in cycles for two to three years. Post-induction therapy is given because some ALL cells remain that are not found by common blood or marrow tests. For most people, the postremission therapy drugs used are not the same drugs used during induction therapy. The doctor considers many things to decide the kind of post-induction therapy a patient needs, such as:
The patient's response to induction therapy.
Whether the patient has certain chromosomal abnormalities.
High-risk types of ALL - such as T-cell ALL, infant ALL and adult ALL - are usually treated with higher doses of drugs during induction and post-induction therapy. One treatment plan is to use higher doses of drugs and give them for a longer time. Allogeneic stem cell transplant may be a good treatment for some high-risk ALL patients.

ramadhan di nanti

ramdhan tinggal 15 hari lagi, akan tetapi seperti pada tahun tahun sebelumnya persiapan ramadhan selalu di bumbui dengan persiapan agenda dakwah di bulan ramadhan.

ramadhan sebuah bulan yang selalu dinanti di hati, sebuah bulan yang punya makna lebih untuk seorang hamba ALLAH

ramadhan selalu menjadi sebuah inspirasi bagi seluruh mukmin, ramadhan terkadang sering terlewat begitu saja. ramadhan terkadang seperti sebuah angin lalu..

ramadhan ku, apakah akan dinanti dan dirindukan di hati ?

Selasa, 28 Agustus 2007

lagi di studio

lagi di studio sendirian, lagi ngejarkom GOYS... hehe sekarang GOYS jadi tanggung jawab kepala gamais...
tak apa2 lah,... toh awak on line mulu kyaknya..

anyway, kenapa terkadang manusia itu plin plan ?

kenapa manusia terkadang sulit mengungkapkan kata2 ?

kenapa sih harus ada bulan yang mendampingi matahari ?

kenapa sih ?

kenapa sih harus ada mendung yang mendahului hujan ?

Dakwah wajihah

Bagaimana kita memandang wajihah dakwah kampus ?
Pertama liat dulu urgensi nya ?·
  • Menyampaikan pesan tertentu kepada masyarakat.·
  • Mendidik & Mengembangkan SDU·
  • Melayani dan melindungi kepentingan masyarakat·
  • Menggalang opini umum·
  • Meraih dukungan dan simpati publik·
  • Memobilisasi massa untuk kepentingan tertentu·
  • Melibatkan masyarakat dalam alam kebaikan·
  • Menekan proses pengambilan kebijakan publik·
  • Menjalin kerjasama dengan lembaga sejenis
  • Ujung Tombak bagi ekspansi eksternalDengan sebuah tujuan :

Melakukan penetrasi sosial untuk: Merealisasikan kebijakan umum dan kebijakan dasar dakwah buntuk memperluas dan meningkatkan maslahat da’wah Demi terwujudnya tranformasi sosial Islami Strategi PengembanganMembangun wajihah yang dapat mengarahkan ummat dengan mewujudkan kredibilitas profesi dan kredibilitas moral karena masyarakat hanya mau diarahkan dan dipimpin oleh wajihat yang telah terbukti dedikasinya terhadap mereka.

Nah sekarang kita masuk ke definisi wajihah itu sendiriLembaga atau organisasi yang memiliki legalitas formal sesuai peraturan pemerintah dan legalitas tradisi yang ma’ruf di komunitas pemuda yang didirikan dengan maksud memperluas implementasi kebijakan dan/atau program.

Dengan sebuah target untuk yang ‘ammah Target Minimal :

tersebar dan terbentuknya opini Islam

Target Maksimal:

terbentuknya bi’ah Islami/kultur Islami

Target Ideal:terbentuknya bi’ah harakiyah

4 Tahap Penerimaan wajihah ?·

Tasamuh / Toleran·

Ta’athuf / Simpati·

Mahabbah / Mencintai·

Ta’yid / Pembelaan

Budaya Kerja Wajihat·

Legal, Formal dan wajar·

Responsiveness/khidmah·

Fairness/Adil·

Flexibility/Muruunah·

Honesty/Amanah·

Acoountability/Mas’uliyah·

Core competency

Bagaimana dengan wajihah mu ? sudahkah wajihah mu seperti yang telah dipaparkan diatas ? kalau belum , mari kita BENAHI BERSAMA wajihah kita semua !!

Senin, 27 Agustus 2007

lelah

bila beban dakwah ini terlalu berat untuk mu
jangan lah berdoa agar amanah dakwah ini lepas dari mu
tapi berdoalah agar kamu diberi pundak yang kuat untuk menahan beban

bila anda merasa sendirian di dakwah ini, janganlah berdoa agar amanah ini lepas dari diri
yakinlah bahwa yang sedikitlah yang akan masuk surga

bila kamu lelah dalam dakwah ini dan jenuh akan dakwah ini, kumpulkan semua semangat dan yakini bahwa ALLAH sayang pada dirimu dan maju terus hingga LELAH, LELAH MENGEJAR KITA

jadi qiyadah ? berat euy

sebuah kisah menjadi qiyadah dakwah di kampus memang berat... berat banget.... tapi butuh kekuatan butuh kesabaran butuh kekuatan iman dan islam

sebuah kisah satu pekan kuliah baru dimulai sudah cukup untuk membuat diri ini merasa tak berdaya, berbagai tuntutan yang banyak sangat2 membuat diri ini terasa tak bisa apa2

sebuah keyakina bahwa ujian ini tak lain untuk mengugurkan dosa

ada nya diri ini disini tak lain hanya karena kasih sayang ALLAH kepada diri ini

ayo berjuang,,, ayo bertahan,,, untuk dakwah kampus yang lebih baik

Kamis, 23 Agustus 2007

peran mahasiswa dalam era musyarokah

Peran Mahasiswa Dalam era musyarokah
Umat islam di indonesia saat ini
· Posisi Indonesia à Pencapaian posisi gerakan Islam dan iklim demokrasi yang kondusif
· Pencapaian posisi gerakan Islam à Ikut serta dalam proses pengambilan politik kenegaraan (Eksekutif dan Legistlatif) à Mengamankan dan Mendorong Dakwah
· Iklim demokrasi à Artikulasi kekuatan umat, kebebasan berdakwah, dan Percepatan pembangunan akar dakwah à Pembentukan masyarakat Islami
· Batu Uji bagi Gerakan Islam à Mampukah menjalankan agenda reformasi?
· Sisi internasional à Salah satu model gerakan Islam, Kerja sama antar negara islam yang lebih kongkrit, mengurangi tekanan penguasa terhadap gerakan Islam diberbagai negara.
Kenapa Musyarokah
· Gerakan Islam kontemporer à Fase penjajahan, kejatuhan khilafah, kondisi sosio-psikologis kaum marginal, ‘hidup terpisah dengan masyarakat umumnya’.
· Perjuangan identik dengan gerakan bawah tanah, hidup dari penjara ke penjara, pengasingan demi pengasingan, pengejaran yang panjang, atau pemasungan karir dan potensi ekonomi.
· Kemerdekaan suatu negeri kadang kala tidak diikuti dengan kemerdekaan gerakan Islam à Mentalitas marginal, irrasional dan mistis.
· Musyarokah adalah salah satu bukti kemerdekaan gerakan Islam. Tidak defensif tapi penetratif dan ofensif. Tidak reaktif tapi pro aktif. Selalu mampu mengambil kebaikan yang tersisa dan melakukan akumulasi atasnya. Tidak dapat semua, tidak berarti membuang semua. Mampu memilih ketika dihadapkan pada pilihan yang sulit, mencari yang paling ringan keburukannya. Selalu berpikir jauh kedepan, antisipatif, mencegah kemudhorotan yang lebih besar dan sekaligus mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya.
· Musyarokah memberi pembelajaran dan pembentukan sikap mental sebagai pemimpin yang mengayomi dan memerintah, khalifah yang memelihara dan memakmurkan, dan bukan semata-mata sebagai pendobrak dan pemberontak.
· Terobosan-terobosan besar dalam siroh nabawiyah selalu di awali oleh adanya musyarokah dalam rangka pengumpulan kekuatan struktur dan masyarakat untuk sebuah perjuangan yang lebih luas, berat, dan kasar.
· Oposisi memerlukan kecerdikan, musyarokah perlu kecerdikan yang lebih lagi. Oposisi memerlukan kesabaran, musyarokah memerlukan kesabaran di atas kesabaran. Oposisi memerlukan orasi, musyarokah memerlukan bukan hanya orasi, tetapi juga kemampuan diplomasi. Oposisi frontal, musyarokah persuasif dan penuh siasat. Oposisi bersiasat dari luar, musyarokah bersiasat dari luar dan dari dalam. Ujian dalam beroposisi nampak jelas dan keras, ujian dalam bermusyarokah samar dan halus, tetapi dapat menghabisi akar gerakan. Oposisi frontal, musyarokah persuasif.
Peran Gerakan Mahasiswa dalam Masa Musyarokah
· Gerakan Moral à Pressure Group dan Syarat Pembentukan Masyarakat Islami
· Ruang pembinaan kepemimpinan à tempat berekspresi dan berkreasi, pelopor bagi generasi dan zamannya. Tiap generasi harus mendidik dirinya sesuai dengan jiwa zamannya.
· Juru Bicara Masyarakat à Gerakan mahasiswa adalah mata masyarakat, lidah masyarakat dan tangan masyarakat. Mahasiswa adalah perwakilan masyarakat yang paling sejati.
· Pemberi peringatan dini à bila gerakan Islam sudah mulai terpisah dari umat.
· Sinergi à Musyarokah bukan berarti seragam, tetapi berperan dengan benar dalam posisi masing-masing, syarat terpenting adalah komunikasi dan koordinasi yang intensif.
· Independen à Gerakan mahasiswa secara legal formal adalah independen, tetapi di dalam pergerakan merupakan sayap strategis yang dituntut memainkan peran moral dan control-nya.
· Solutif à Tidak lagi sekedar bicara normatif dan hitam putih, tapi lebih teknis pada bidang-bidang spesialisasi tertentu, kongkret, dan konseptual (ilmiah dan terbuka).
· Kritis à Tidak apriori terhadap kekuasaan, tapi tetap senantiasa kritis. Punya sikap tapi siap pula mendialogkan dan mempertanggung jawabkannya.
· Ilmiah à Pengkaderan yang semakin menekankan pada tumbuhnya tradisi ilmiah dan menulis di kalangan aktifis mahasiswa.

Bukan lagi saat nya kita menunjukkan kekuatan kita saja, bukan lagi saat nya kita hanya mengangkat tokoh dari dalam organisasi kita saja. Ketika dunia global mengejar-ngejar kita. Maka berpikir dan berjiwa besar adalah sebuah tuntutan yang tidak mungkin di elakkan.
Menjadi sebuah kelompok yang kuat memang merupakan hal yang baik, akan tetapi menjadi sebuah pemimpin jaringan yang kuat, itulah visi kita bersama !

Mari BENAHI BERSAMA DAKWAH KAMPUS ini.....

in harmonia progessio

in harmonia progessio
Perubahan yang terus menerus merupakan sebuah karakter dalam dakwah. Am Hayawi atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai dinamis. Dinamisasi dalam dakwah memberikan sebuah kekuatan lebih bagi para kader. Dinamisasi ke arah yang lebih baik serta perubahan-perbaikan yang tiada henti ini juga dapat mencerminkan daya kreasi serta inovasi kader dakwah.
GAMAIS ITB bisa bertahan dan dapat terus berkarya karena jiwa-jiwa kader nya yang tiada henti ber-inovasi. Akan tetapi, daya dinamisasi ini tak boleh berhenti pada tahapan mengkonsep atau berwacana saja. Seorang aktifis dakwah juga perlu jiwa eksekutor yang kuat, dimana beliau dapat menterjemahkan tataran wacana menjadi sebuah amal nyata.
Dakwah tidak mengenal henti, dan waktu terus berjalan, serta keadaan umat yang semakin jauh dari fitrahnya. Hanya inovasi yang terus menerus dan diaplikasikan secara real di lapanganlah yang bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Gamais on your screen, sebuah produk dakwah yang memanfaatkan layanan sms gratis matriks-centro, merupakan pembicaraan 3 orang di sebuah tempat makan ketika sedang berdiskusi tentang metode dakwah yang bisa menyentuh semua kalangan tanpa mengenal batas waktu dan tempat.
Software sms gratis via internet yang sekarang digunakan oleh GAMAIS ITB adalah hasil karya seorang ikhwan yang jenuh jika sms dengan matriks-centro, hanya bisa 10 orang untuk sekali kirim, bermula dari sebuah masalah, beliau iseng-iseng membuat software yang kini bisa menjadi senjata ampuh bagi dakwah GAMAIS ITB
Beberapa ikhwan GAMAIS yang sedang duduk-duduk di sebuah mushola di Jatinangor, sedang membicarakan mekanisme pemberangkatan kami ke FS NAS UNILA. Tanpa sadar kami mendapatkan metode penggalangan dana dengan pelayanan bus mudik bagi mahasiswa yang ingin pulang kampung di bulan Ramadhan.
Sebuah ta’lim bertema tentang nikah di kampus tercetus di tengah malam hari, ketika beberapa kader sedang mabit di kost salah seorang dari mereka. Ide mereka tersebut langsung di eksekusi 2 hari kemudian, dengan modal kekuatan untuk berdakwah, ta’lim tersebut mampu menarik banyak massa, sekitar 100 orang hadir disana.
Konsep revolusi dakwah kampus ITB serta re-strukturisasi organisasi GAMAIS yang saat ini sedang di perjuangankan oleh kepengurusan saya tentang pendirian lembaga dakwah di tingkat fakultas, merupakan pembicaraan belasan ikhwan di sebuah malam dalam daurah yang di adakan oleh GAMAIS. Sebuah perbincangan yang dulu hanya mampu kami hayalkan, ternyata sudah hampir mendekati kenyataan saat ini. ( saat ini dari 11 fakultas, 9 diantaranya sudah memilki Lembaga Dakwah Fakultas )
Try out SPMB yang diadakan pada tahun 2006 lalu oleh GAMAIS bermula dari sebuah masalah terkait kekompakkan sebuah angkatan muda di GAMAIS. Pada awalnya kegiatan ini diperuntukkan sebagai wadah latihan beramal biasa, waktu berjalan dan akhirnya, pembicaraan manusia-manusia bodoh ini menjadi sebuah kenyataan yang jauh lebih menghebohkan ketimbang pembahasan awal.
Kampanye ke kampus dan pemilihan ( voting ) calon kepala GAMAIS oleh massa kampus yang dimulai sejak angkatan saya juga merupakan sebuah solusi yang diciptakan dalam sebuah rapat. Bermula lagi dari sebuah masalah tentang GAMAIS yang kurang inkulsif, maka terciptalah sebuah konsep kampanye yang tidak kalah meriah ketimbang pemilu Presiden Keluarga Mahasiswa ( KM ) ITB.
Paket wisata Syahrut tarbiyah GAMAIS akhirnya dinobatkan sebagai tracking outbound paling berkesan bagi angkatan muda tahun 2006. Berkesannya tracking outbound ini berawal dari sebuah keadaan yang tidak sesuai rencana. Saat sedang survei, ternyata hujan lebat, sehingga survei saya batalkan, dan ketika hari-H agenda paket wisata kami baru mencari jalannya. Sungguh berkesan karena kami sempat tersesat dan kehilangan arah, serta melewati sebuah jalan yang tidak pada umunnya. Tetapi pada akhirnya muka-muka bahagia tampak pada peserta yang merasa puas dan bahagia akan rintangan yang telah mereka lewati.
Salah seorang kepala departemen di GAMAIS ITB punya hobi wawancara seseorang. Mungkin beliau punya cita-cita ingin jadi broadcaster. Dengan bermodal sebuah MP3 sebagai alat perekam, beliau saat ini menjadi sosok reporter GAMAIS yang selalu mewawancarai orang-orang pada event-event yang ada di GAMAIS. Hasil-hasil rekaman tersebut di simpan dalam bentuk file winamp yang menjadi dokumentasi penting bagi GAMAIS,karena seakan-akan GAMAIS mempunyai sebuah reporter khusus. Berawal dari sebuah hobi akhirnya menjadi sebuah karya nyata.
Pembuatan buku SPMN edisi revisi serta buku yang sedang anda baca ini juga berawal dari pembicaraan santai beberapa ikhwan di kereta api, ketika berdiskusi bagaimana agar GAMAIS bisa berkontribusi untuk LDK lain.
Jika kawan-kawan perhatikan, bahwa ide-ide inovasi yang terus menerus kami lakukan berawal dari sebuah masalah, dan berasal dari diskusi kader di waktu dan tempat yang informal, serta tak terduga arah pembicaraannya. GAMAIS ITB juga sedang memulai sebuah budaya saling berdiskusi, saling mengemukakan pendapat, saling mau memaparkan ide yang ada. Kami punya keyakinan bahwa budaya inilah yang membuat kami bisa terus berkreasi. Kami juga sadar bahwa ide-ide dahsyat yang diciptakan, bukan dihasilkan di rapat, tapi di tempat-tempat yang tak pernah di duga.
Suatu ketika saya dan kepala departemen multimedia sedang makan di sebuah kantin, dan kami berdiskusi apa yang bisa kami lakukan terkait teknologi dakwah, saat itu saya melihat jam dinding, dan mempunyai sebuah ide untuk membuat jam dinding yang tidak biasa, yakni countdown menuju waktu solat selanjutnya, dan dapat berfungsi pula sebagai alarm waktu solat.
Apa yang membuat kami seperti ini... ? rasa memiliki yang besar terhadap GAMAIS lah yang membuat ide-ide ini mengalir, GAMAIS adalah sebuah perusahaan dan saya adalah seorang general manager yang harus membuat roda perusahaan berjalan dengan cepat dan menghasilkan benefit yang banyak pula. Rasa kepemilikkan inilah yang menjadikan kami mau melakukan banyak hal untuk organisasi ini.
Selanjutnya, kami selalu terbiasa dengan jiwa lapangan, tipikal eksekutor yang mendominasi BPH GAMAIS tahun ini juga menjadikan tatanan wacana kami mudah diaplikasikan di lapangan. Pembentukan jiwa kader di lapangan langsung memberikan sense yang kuat untuk melakukan banyak hal.
Menyertai jiwa dalam setiap aktifitas, saya punya keyakinan, bahwa keikutsertaan jiwa ini merupakan injeksi ruhiyah yang kuat. Melakukan segala sesuatu dengan pemahaman dan keyakinan bisa membuat kader ALL OUT dalam menjalani amanah yang ada. Sebuah pemahaman bahwa kader bukanlah sekedar pasukan yang menjalankan perintah atasan, tapi lebih dari pada itu, meyakinkan bahwa semua kader adalah panglima perang yang punya hak untuk melakukan manuver dakwah yang positif dalam sebuah wajiah dakwah.
Pemimpin merupakan agitator bagi semua pasukannya. Seorang pemimpin haruslah menjadi sumber inovasi dan semangat. Seorang pemimpin yang bisa menjadi pengumpan inovasi yang lebih dahsyat dengan cara selalu memaparkan visi yang ada di benak pemimpin secara rutin ke kader, sehingga kader pun bisa merasakan ruh pemimpin tersebut, dan dia merasa bagian dari pemimpin tersebut, hal ini akan berdampak pada etos kreasi yang baik bagi kader. Karena mereka sudah terbiasa dan mengetahui cara pandang seorang pemimpin, dan mereka menterjemahkan dalam lingkup bidang yang menjadi bidang masing-masing.
Berpikir megaloman. Salah seorang dosen pernah mengatakan, seorang mahasiwa seharusnya pada tingkat satu berpikir lingkup kampus, tingkat dua berpikir lingkung kota, pada tingkat tiga harus sudah bisa berpikir tentang Indonesia dan pada tingkat akhir sudah memikirkan dunia. Berpikir dan berjiwa besar, sebuah buku yang menjadi sumber inspirasi saya, dan saya rasa 2 hal ini haruslah dimiliki oleh setiap kader dakwah. Janganlah mengkerdilkan kapasitas diri ini, karena sesungguhnya mengoptimalkan segala yang ada pada diri ini merupakan sebuah cara bersyukur yang sangat bijak.
Komunikasikan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Kadang kala ide-ide segar tidak jadi dieksekusi dikarenakan sang penemu tidak bisa membahasakan ide nya dengan bijak, sehingga timbul penolakkan dan hal ini bisa mengkerdilkan kapasitas seseorang. Kita juga harus mampu menjelaskan dengan baik apa maksud serta keunggulan ide yang telah diciptakan serta apa manfaatnya untuk kemajuan dakwah. Proses ini menjadi penting karena memang kebanyak ide-ide segar hanya menjadi wacana karena faktor komunikasi.
In harmonia progressio, sebuah pembelajaran yang terus menerus, sebuah perubahan yang terus menerus, sebuah inovasi yang tiada henti, sebuah karakter dakwah yang harus melekat pada para kader dakwah.

gamais itu unit yang besar

GAMAIS itu unit yang besar. Sehingga untuk menjalankannya juga diperlukan orang-orang yang berpikir besar. berpikir besar bukan berarti berpikir banyak hal. akan tetapi berpikir bagaimana segala potensi yang dimiliki dapat berkembang dengan semaksimal mungkin. berpikir besar saat ini merupakan sebuah tuntutan yang niscaya dan tidak bisa di elakkan bagi seluruh badan pengurus harian di gamais 2007-2008. SUdah bukan saatnya lagi kita berpikir tentang departemen yang kita pimpin. Tapi sudah saat nya anda sebagai kepala departemen berpikir dan memikirkan semua departemen di GAMAIS.
Sebuah hal tentu diinginkan. Memiliki banyak kepala GAMAIS, maksud dalam hal ini. Memiliki banyak orang yang berpikir seperti kepala gamais. Menjadi sosok kepala mungkin mudah secara teknis, akan tetapi secara mental dan tekanan, menjadi kepala sangat lah sulit. Ketika dulu mungkin kita terbiasa melihat dalam sebuah lingkup satu departemen. Akan tetapi, saat ini seorang kepala dituntut bisa melihat seluruh departemen, memikirkan keberlangsungannya dan mensolusikan hal-hal yang terkait dengannya.
Berpikir besar yang dimaksud selanjutnya adalah kemampuan melihat tanggung jawab GAMAIS, tidak sebatas lingkup kampus ITB saja. Sebuah ironi memang, ketika GAMAIS masih saja ribut akan maslaah internal, justru semakin banyak lembaga dakwah kampus universitas lain yang berkunjung untuk studi banding. Beberapa kali saya mengisi studi banding tersebut, saya melihat sebuah harapan dari mereka akan gamais ITB yang mereka harap bisa memberikan banyak hal untuk kemajuan LDK mereka.
Timbul sebuah hipotesa bahwa ternyata GAMAIS adalah milk Indonesia. Maju dan mundurnya gamais dilihat dan dinilai oleh kampus lain. GAMAIS miliki Indonesia bukan milik ITB. Tanggal 28 Juli 2007 hingga 2 Agustus 2007 akan di adakan Forum silahturahmi nasional lembaga dakwah kampus. Disana berkumpul ratusan LDK dari seluruh penjuru Indonesia. Menjadi sebuah keinginan dari saya pribadi agar para kepala departemen memilki sense nasional yang kuat.
Sehingga dakwah kampus ITB dapat berjalan dengan sinergisasi LDF dan LDPS. Nah kemana LDP ? lembaga dakwah pusat bisa menjalankan fungsi nasionalnya dengan baik. Dua puluh tahun GAMAIS berkibar, maka ini adalah saat yang tepat untuk menuliskan tinta emas gamais di kancah yang lebih luas dan berkontribusi lebih banyak pula di dakwah kampus Indonesia ini.

antara retorika dan kata-kata

antara retorika dan kata-kata
Kisah ini bercerita tentang sebuah pengalaman panitia TRY OUT SPMB SPMB GAMAIS ITB 2006 dalam berdana usaha. Sebuah kisah fenomenal yang sampai saat ini masih berkesan dalam hati setiap panitia. Sebuah megaproyek puluhan juta rupiah dan dilakoni oleh sekelompok mahasiswa tingkat satu yang belum mengenal medan dakwah kampus secara utuh. Semangat dan rasa memiliki terhadap agenda inilah yang menjadi kekuatan kepada kami agar memberikan yang terbaik kepada agenda ini.
Seperti selayaknya sebuah kepanitiaan, panitia TRY OUT SPMB SPMB GAMAIS ITB 2006 ini pun juga memerlukan sebuah pendanaan. Agenda TRY OUT SPMB ini memang menjadi sebuah proyek angkatan muda GAMAIS ITB 2005 untuk dijadikan sebuah ladang latihan beramal bagi kami. Ide terciptanya agenda ini bermula dari pembicaraan sekelompok ikhwan pada suatu malam yang sedang berdiskusi tentang bagaimana sebuah angkatan dapat bersatu dengan baik dengan media sebuah kepanitiaan. Kepanitiaan TRY OUT SPMB dinilai bisa menjadi sebuah kepanitiaan besar yang bisa dijadikan tempat aktualisasi kami.
Pembicaraan akan kepanitiaan ini berkembang pesat dan menghasilkan sebuah agenda yang bukan sekedar TRY OUT SPMB biasa. TRY OUT SPMB ini dikemas sedemikian rupa dengan berbagai macam “bumbu” seperti training motivasi oleh Supertrainer Reza M Syarif, stand bazaar, serta doorprize yang menggiurkan. Konsep yang memang terkesan berlebihan ini memang dimaksudkan untuk memberikan sebuah gaya baru dalam TRY OUT SPMB SPMB. Hal ini tebukti pada beberapa TRY OUT SPMB SPMB yang diadakan oleh sebuah kampus beberapa bulan lalu, dimana gaya TRY OUT SPMB yang disuguhkan tidak jauh dengan tipikal TRY OUT SPMB yang pernah kami laksanakan ini.
Dengan bermodal sebuah proposal biasa ( kertas A4 yang dijilid spiral ) kami mendatangi kantor pusat sebuah provider kartu seluler GSM di Jakarta. Pertemuan pertama ini tidak menghasilkan banyak hal selain sebuah rekomendasi untuk membuat proposal yang lebih baik dalam segi tampilan maupun segi isi. Kami pulang dengan harapan akan ada pemanggilan kedua kepada kami.
Dua pekan berselang ada pemanggilan kepada kami ke kantor pusat perusahaan tersebut, pertemuan ini memberikan sebuah harapan baru kepada panitia, karena kami diperkenalkan kepada general manager perusahaan tersebut di Kota Bandung. Beberapa hari kemudian saya ditelepon oleh seorang senior marketing manager perusahaan seluler itu di Kota Bandung dan diminta untuk hadir dalam rangka audiensi dengan beliau. Perjuangan kami menuju rekor kerjasama sponsorship bermula disini. Pertemuan pertama dengan beliau berupa diskusi tentang konsep acara kami yang masih mentah dengan proposal seadanya. Diskusi kami berakhir dengan sebuah ide baru buat untuk panitia. Pertemuan demi pertemuan kami jalani dengan berbagai ide-ide baru.
Antara retorika dan kata-kata ? dimana letak maksud dari judul diatas ? pertemuan terakhir kami yang menjadi sebuah medan retorika teralot yang pernah kami jalani, khususnya kepada saya pribadi. Pada audiensi terkahir kami betul-betul menyiapkan yang penawaran terbaik dengan sebuah konsep “they win , and then we will also win” sebuah konsep sales yang memberikan kemenangan atau keuntungan kepada pihak yang akan di ajak kerjasama. Kami memberikan sebuah penawaran senilai Rp.60.000.000 dengan kontrapertasi antara lain ; penyandingan nama sponsor sebelum nama kegiatan, mengganti warna dasar kegiatan kami yang disesuaikan dengan warna sponsor dalam setiap media publikasi ( saat itu kami membuat contoh langsung desain publikasi yang sudah mencantumkan logo sponsor dan warna sesuai perusahaan tersebut ), layanan untuk mengecek hasil TRY OUT SPMB via sms dengan mengirim kode-kode tertentu ke nomor 4 digit yang disediakan oleh provider, penyediaan stand di tempat paling strategis,dan berbagai penawaran yang kami rangkum dalam 19 halaman slide power point dan “hanya” 5 slide permintaan kami terhadap perusahaan tersebut.
Kedatangan saya dengan 3 sahabat saya ke perusahaan tersebut disambut oleh 4 senior manager dari berbagai bidang dan seorang general manager. Audiensi saya jalani dengan baik dan tampak memberikan tanda-tanda positif kepada kami. Akan tetapi harapan itu sempat hilang ketika mereka mengatakan agak ragu mendanai acara kami. Padahal saat itu sudah H-30 acara berlangsung. Sentak saja saya mengajukan berbagai penawaran tambahan dengan memberikan space sponsor pada beberapa agenda GAMAIS ITB selain TRY OUT SPMB SPMB 2007,penawaran memperpanjang proses pengecekkan nilai via sms serta penurunan nominal uang menjadi Rp.50.000.000. Kami belum melihat lagi ada tanda-tanda positif hingga saat itu , dan pihak perusahaan provider tersebut menawarkan angka Rp.30.000.000, dan keluar kata-kata dari seorang manager “ udah, terima aja 30 juta daripada pulang tidak bawa apa-apa!, toh kalian juga tidak bisa menjamin bahwa kegiatan ini bisa berjalan dengan baik !”, sebuah kata-kata yang tidak pernah saya lupakan hingga saat ini. Menjadi sebuah hal fenomenal ketika saya punya keyakinan bahwa, kami tidak boleh membawa pulang 30 juta, kami harus pulang dengan 50 juta. Kami berdiskusi sejenak, dan saya yang berperan sebagai juru bicara utama memberikan penawaran dengan mengadakan TRY OUT SPMB ini di dua kota , yakni di Jakarta dan di Bandung, penawaran buffer show yang menjadi back up jika agenda ini gagal sehingga perusahaan tersebut bisa juga memasang logo perusahaan pada acara kami yang lainnya. Kami juga menawarkan kemudahan-kemudahan dalam segala hal untuk perusahaan tersebut. Pertemuan tersebut berakhir dengan janji dari general manager untuk memanggil kami lagi setelah rapaat direksi.
Selang beberapa hari kami ditelepon dengan sebuah kabar gembira, pihak perusahaan provider tersebut bersedia mendanai kegiatan kami senilai Rp.50.000.000 ditambah 2 buah handphone, 5 USB 1 GB, 3 MP3 player 1 GB, serta 50 bingkisan dari perusahaan tersebut. Kami juga harus memenuhi banyak keinginan mereka yang cukup banyak. Anyway, terlepas dari segala itu semua, hal tersebut merupakan sebuah hal fenomenal yang bisa dilakukan oleh sebuah agenda dakwah.
Beberapa tips yang bisa diambil sebagai hikmah dari cerita dapat dirangkum dalam dua poin pembahasan, yakni poin persiapan dan yang kedua adalah poin ketika bernegosiasi.
Persiapan
Dalam melakukan fund rising yang berhubungan dengan sponsorship tahap persiapan merupakan sebuah proses yang tidak bisa dilepaskan. Beberapa kasus yang pernaha saya tangani terkait sponsorship yang dilakukan oleh sebuah lembaga, biasanya faktor persiapan ini kurang disiapkan dengan baik.

Proposal Manusiawi
Sebuah proposal dalam sponsorship ibarat senjata dalam perperangan. Proposal yang baik adalah proposal yang bisa memahami kebutuhan manusia yang pada hakekatnya ingin praktis, menyukai hal atraktif dan lebih memilih sesuatu yang mudah dipahami. Proposal yang kami buat saat itu ada dua tipe pertama, sebuah proposal 6 halaman yang hanya berisikan hal-hal inti dan kami kemas dengan cara yang sangat mudah dipahami dan tampilan yang eye catching. Tipe kedua, proposal dalam bentuk CD dengan program macromedia flash, sehingga mudah digunakan dan dibaca di layar komputer.
Tips ! : dalam menilai apakah sebuah proposal sudah “manusiawi”. Baca proposal tersebut dengan mengandaikan anda seorang general manager yang sibuk dan banyak pikiran dan ada banyak tumpukan proposal di meja anda. Kira-kira proposal yang seperti apa yang anda pilih dan anda senangi ?
Menjadi pribadi fullcontent
Maksud dari poin ini, seorang danus-ers ibarat seorang sales dalam sebuah perusahaan, tugas seorang sales adalah mempromosikan serta menjual produk dari perusahaannya. Sehingga agar ketika proses promo berjalan dengan baik, seorang sales haruslah memahami dengan baik segala sesuat tentang produknya. Jika sebuah proposal di ibaratkan senjata dalam perperangan, maka kepahaman kita terhadap isi acara yang hendak di ajukan merupakan “skill” dari para tentara.
Pemahaman ini bertujuan agar anda tampak meyakinkan dan tanpa ada keraguan dalam setiap kata yang anda lontrakan dalam proses negosiasi.
Tips ! : selain memahami dengan baik isi dari acara, seorang danus-ers diharapkan juga memahami tentang organisasi yang menaungi acara tersebut. Pehamanan yang baik akan langsung terlihat dari keyakinan kita dalam berbicara dan dapat membuat anda lebih pecaya diri serta memilki harga diri dalam bernegosiasi.
Find the number and call them
Jangan coba-coba menitipkan proposal melalui security, karena pengalaman lapangan membuktikan memasukkan proposal melalui security tidak sampai ke orang yang tepat. Sebisa mungkin, sebelum mengajukan sebuah proposal, anda mengetahui contact person perusahaan tersebut ( kalau bisa sih, teman atau relasi yang sudah anda kenal ), sehingga proses pengajuan proposal lebih mudah. Selanjutnya buat appoitment dengan beliau, sehingga ketika datang ke perusahaan, anda datang di saat yang tepat dan bertemu dengan orang yang tepat.
Tips ! : cari relasi perusahaan bisa melalui saudara anda, orang tua /keluarga teman anda, alumni, atau dosen. Biasanya proposal akan lebih cepat di proses jika ada “orang dalam” yang bisa membantu.
Proses negosiasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam keberlangsungan proses negosiasi.

Your pride lead to success
Penjagaan harga diri, dan kebanggaan terhadap acara yang kita ajukan menjadi sebuah modal yang utama dalam proses negosiasi. Ketika saya berani menolak 30 juta yang ditarwarkan dan berani mengambil resiko untuk mengajukan angka 50 juta dengan resiko kerjasama gagal. Menurut saya itu hasil kombinasi keyakinan dan kepahaman yang dibungkus dengan harga diri untuk memperjuangan sebuah agenda dakwah.
Selanjutnya memposisikan diri anda setara dengan “pemilik uang”, kadangkala ketika bernegosiasi seseorang merasa lebih rendah, atau merendahkan diri di depan pihak perusahaan. Busungkan dada anda dan katakan, “saya tidak butuh uang dari mereka, tapi saya hanya memberi kesempatan kepada perusahaan tersebut untuk berpromosi”. Pembentukan sugesti semacam ini memberikan kekuatan kepada anda dan keyakinan serta membuat anda bisa mempertahankan orisinilitas sebuah acara ( kadang perusahaan suka mengobrak-abrik konsep yang sudah kita susun ).

The power of words
Mulutmu harimau mu !! jargon sebuah perusahaan provider GSM. Dalam proses negosiasi, komunikasi yang tepat sangat berpengaruh, pemilihan kata-kata, intonasi nada, dan timing yang tepat untuk mengemukakan kata-kata pun juga menjadi sebuah hal yang perlu diperhatikan. Beberapa hal penting dalam hal komunikasi antara lain ; eye contact yang berkesinambungan, jangan pernah menunduk, pandangan mata adalah media komunikasi yang bisa memberikan efek psikologis terhadap lawan bicara. Selanjutnya, bicara dengan efektif, efesien, tepat serta jelas. Jangan melakukan pembicaraan yang bertele-tele dan simpang siur, jawab serta keluarkan statement yang jelas dan tegas, gaya bicara seperti ini dapat membuat negosiasi menjadi terarah dan tidak melebar, dan terakhir adalah komunikasi empatif, tunjukkan rasa humble anda kepada lawan bicara, luluhkan hati mereka dengan kelembutan hati anda.
Pribadi danus-ers diharapkan merupakan sosok pribadi yang kuat dan ramah, penuh senyum tapi menunjukkan sebuah tekad yang kuat untuk melakukan sesuatu. Jiwa seorang danus-ers haruslah mampus berpikir preventif dan reaktif yang tersinergi dengan baik. Seorang danus-ers haruslah mampu melihat celah-celah yang bisa dimanfaatkan untuk dijadikan uang. Bagaimana membentuk jiwa seperti ini ? sebuah pertanyaan yang hanya bisa dijawab ketika anda sudah mencobanya. ^_^


Ditulis oleh
Ridwansyah yusuf achmad
Teknik perencanaan wilayah dan kota
Wakil Ketua TRY OUT SPMB SPMB GAMAIS ITB 2007
08128420120 ; 081809973767
yusuf_ahdian@yahoo.co.id

ramadhan ku akan tiba

sebuah awal persiapan ramadhan ...